SAP reveals low-growth Indonesian midmarket businesses more likely to prioritise Gen AI

Feature

95% of Indonesian midmarket businesses say adopting generative AI is a top business priority

Jakarta – 15 October 2024 – Indonesian midmarket organisations looking for growth are more likely to put a high priority on generative artificial intelligence (Gen AI) than those who are experiencing revenue success – though all organisations are adopting new AI innovations in every corner of their business.

A recent study by SAP found Indonesian midmarket businesses, defined as companies with between 250 and 1,500 employees, with low revenue growth are more likely to put a strong priority on the adoption of Gen AI (60%) than those with higher revenue growth (51%).

“Business AI is the biggest technology opportunity of the 21st century for businesses in Indonesia,” said Utkarsh Maheshwari, Chief Partner Officer and Head of MidMarket, SAP Asia Pacific & Japan.

“But the benefits of Business AI are not restricted to enterprises. Organisations of every size can realise the opportunities that relevant, reliable, and responsible AI can provide. That isn’t just image generation or making videos. It’s automating everyday pain points, providing great insights quickly, and reliably solving simple business problems.”

Adopting AI is a top organisational priority in Indonesia

The study, which surveyed 556 organisations in Indonesia and 12,003 globally, found use of artificial intelligence is a top organisational priority for midmarket businesses.

Adopting Gen AI is a medium or high priority for 95% of Indonesian businesses, while adopting standard business applications of AI like machine learning for data analysis and predictive analytics was a top priority for 94%. Other key priorities include cybersecurity threats (95%), environmental sustainability (95%), and addressing gaps in supply chains (93%).

Artificial intelligence is seen as a priority to transform organisational processes in every corner of the business.

Over six in ten midmarket organisations in Indonesia place a high priority on AI to transform their data security and privacy (62%). Other key areas AI can transform include boosting decision-making (57%), creating new business models (50%), optimising supply chains (48%), personalising user experiences (46%), and improving customer experience (46%).

AI is creating value for Indonesian businesses today

But AI isn’t just being planned to achieve future benefits. It is being implemented today.

AI is already in use to a moderate or strong degree in midmarket Indonesian businesses to develop marketing and sales content (92%), interact with customers or vendors (91%), detect fraud (89%), and monitor for cybersecurity threats (87%).

“AI is not new. In fact, we’ve been using it for decades,” continued Maheshwari. “More than 27,000 customers are already using SAP Business AI today, including many in Indonesia. We’ve released more than 70 Generative AI use cases in the past year, and we expect more than 100 use cases to be available by the end of 2024. The time to explore the benefits of Business AI is now.”

Indonesian midmarket businesses see data as key risk to growth – and AI adoption

Yet challenges remain to drive growth in Indonesian midmarket businesses.

Respondents noted lack of quality data for planning or decision-making (41%) and supply chain disruption (40%) as key internal challenges to growth, alongside issues with lack of integration between systems (38%) and outdated technology (32%).

And data is also cited as an organisational risk when it comes to AI. Midmarket businesses in Indonesia said the biggest risks to their company from AI were acting upon incorrect information (37%), lack of transparency in results (33%), insufficient data size and quality (32%) and legal liabilities (31%).

“The better the quality and scale of your data, the better the results of your AI,” concluded Maheshwari. “That’s why working with a technology partner like SAP is critical, because it is already built into the applications that power the most critical business processes. Only then can Indonesian businesses of every size make the promise of Business AI a reality.”

About this research

SAP Insights collected data from 12,003 respondents across 20 nations and 28 industries. Respondents were from organisations with between 250 and 1,500 employees, with director to C-suite titles. The study was conducted in March-April 2024 via an online survey.

Visit the SAP News Center. Follow SAP at @SAPNews.

Media Contact:

Rizka Laksmi, rizka.laksmi@sap.com, GMT+7
SAP Press Room; press@sap.com

# # #

[Versi Bahasa Indonesia]

SAP Ungkap Bisnis Skala Menengah Indonesia dengan Pertumbuhan Rendah lebih cenderung utamakan Gen AI

95% bisnis skala menengah Indonesia mengatakan adopsi generative AI merupakan prioritas utama dalam bisnis

Jakarta – 15 Oktober 2024 – Perusahaan-perusahaan skala menengah di Indonesia yang sedang mengalami pertumbuhan lebih cenderung memberikan prioritas tinggi pada kecerdasan buatan generatif (Gen AI) dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang telah berhasil meningkatkan pendapatannya – meskipun semua perusahaan tersebut mengadopsi inovasi-inovasi AI baru di setiap lini bisnis mereka.

Sebuah studi terbaru dari SAP menemukan bahwa perusahaan-perusahaan skala menengah di Indonesia, yang didefinisikan sebagai perusahaan dengan jumlah karyawan antara 250 hingga 1.500 orang, dengan pertumbuhan pendapatan di bawah rata-rata, cenderung menempatkan prioritas tinggi pada adopsi Gen AI (60%) dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi (51%).

“Business AI merupakan peluang teknologi terbesar di abad ke-21 untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia,” ujar Utkarsh Maheshwari, Chief Partner Officer and Head of MidMarket, SAP Asia Pacific & Japan.

“Namun, manfaat dari Business AI tidak terbatas pada perusahaan. Organisasi dengan skala apa pun dapat mewujudkan peluang yang dapat ditawarkan oleh AI yang relevan, handal, dan bertanggung jawab. Bukan hanya menghasilkan gambar atau membuat video. AI mengotomatiskan masalah sehari-hari, memberikan wawasan yang hebat dengan cepat, dan memecahkan masalah bisnis sederhana dengan andal.”

Mengadopsi AI menjadi prioritas utama perusahaan di Indonesia

Studi yang mensurvei 556 organisasi di Indonesia dan 12.003 organisasi di seluruh dunia ini menemukan bahwa penggunaan kecerdasan buatan merupakan prioritas utama bagi perusahaan kelas menengah.

Mengadopsi Gen AI merupakan prioritas sedang atau utama bagi 95% bisnis di Indonesia, sementara mengadopsi aplikasi bisnis standar AI seperti machine learning untuk analisis data dan analisis prediktif merupakan prioritas utama bagi 94%. Prioritas utama lainnya termasuk ancaman keamanan siber (95%), kelestarian lingkungan (95%), dan mengatasi kesenjangan dalam rantai pasokan (93%).

Kecerdasan buatan dipandang sebagai prioritas untuk mengubah proses organisasi di setiap lini bisnis.

Lebih dari enam dari sepuluh organisasi skala menengah di Indonesia menempatkan AI sebagai prioritas utama untuk mentransformasi keamanan dan privasi data (62%). Area utama lainnya yang dapat ditransformasikan oleh AI adalah meningkatkan pengambilan keputusan (57%), menciptakan model bisnis baru (50%), mengoptimalkan rantai pasokan (48%), mempersonalisasi pengalaman pengguna (46%), dan meningkatkan pengalaman pelanggan (46%).

AI menciptakan nilai tambah bagi bisnis di Indonesia saat ini

Namun, AI tidak hanya dirancang untuk memberikan manfaat di waktu mendatang. AI sedang diterapkan saat ini.

AI sudah digunakan pada tingkat yang moderat atau kuat di bisnis kelas menengah Indonesia untuk mengembangkan konten pemasaran dan penjualan (92%), berinteraksi dengan pelanggan atau vendor (91%), mendeteksi penipuan (89%), dan memantau ancaman keamanan siber (87%).

“AI bukanlah hal yang baru. Faktanya, kami telah menggunakannya selama beberapa dekade,” lanjut Maheshwari. “Lebih dari 27.000 pelanggan telah menggunakan SAP Business AI saat ini, termasuk di Indonesia. Kami telah menghadirkan lebih dari 70 contoh kasus penggunaan Generative AI di tahun lalu, dan kami berharap lebih dari 100 contoh kasus akan tersedia pada akhir tahun 2024. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi manfaat dari Business AI.”

Perusahaan skala menengah di Indonesia melihat data sebagai risiko utama bagi pertumbuhan – dan adopsi AI

Namun, masih ada beberapa tantangan untuk mendorong pertumbuhan bisnis skala menengah di Indonesia.

Para responden menyatakan kurangnya kualitas data untuk perencanaan atau pengambilan keputusan (41%) dan gangguan rantai pasokan (40%) sebagai tantangan internal utama terhadap pertumbuhan, di samping masalah kurangnya integrasi antar sistem (38%) dan teknologi yang sudah ketinggalan zaman (32%).

Data juga disebut sebagai risiko organisasi dalam hal AI. Perusahaan-perusahaan skala menengah di Indonesia mengatakan bahwa risiko terbesar yang dihadapi perusahaan mereka akibat AI adalah mengambil keputusan berdasarkan informasi yang salah (37%), kurangnya transparansi hasil (33%), kurangnya jumlah dan kualitas data (32%), serta tuntutan hukum (31%).

“Semakin baik kualitas dan skala data Anda, semakin baik pula hasil AI Anda,” pungkas Maheshwari. “Itulah mengapa bekerja sama dengan mitra teknologi seperti SAP sangatlah penting, karena SAP telah dibangun di dalam aplikasi yang mendukung proses bisnis yang dianggap krusial. Hanya dengan begitu, bisnis Indonesia dari berbagai skala dapat mewujudkan potensi Business AI.”

Tentang Penelitian Ini

SAP Insights mengumpulkan data dari 12.003 responden di 20 negara dan 28 industri. Responden berasal dari perusahaan dengan jumlah karyawan 250 hingga 1.500, dengan posisi dari direktur hingga C-suite. Studi ini dilakukan pada Maret-April 2024 melalui survei online.

Kunjungi SAP News Center. Ikuti SAP at @SAPNews.

Kontak Media:

Rizka Laksmi, rizka.laksmi@sap.com, GMT+7
SAP Press Room; press@sap.com

# # #